FOLLOW ME

Sabtu, 23 Februari 2013

DESSIRE, SEX AND PASSION last part


Malam ini Lucas tidak bisa memejamkan matanya. Untuk alasan apa, Lucas pun kurang tahu. Dengan langkah perlahan, Lucas keluar dari pondoknya.Angin laut di malam hari yang cukup hangat dirasakan Lucas membelai wajahnya.Lucas menghembuskan nafasnya perlahan. Drew McLinn, kenapa pria itu terus berputar putar dibenaknya? Mata tajamnya, cara dia berbicara. Ya Tuhan!! Jangan sampai aku jatuh cinta padanya!! Dan mungkin inilah yang disebut dengan takdir.Orang yang sedang dipikirkannya tiba tiba muncul dari pintu pondok sebelah.
“tidak bisa tidur hem?”, Lucas tercekat. Penampilan Drew saat ini membuat otaknya tidak bisa berpikir.Hanya dengan celana pendek pas badan membuat semua tonjolan otot Drew terpapar jelas.
“ya”, jawab Lucas setelah berhasil menguasai emosinya.Pikirannya seperti di aduk aduk.Benaknya dipenuhi oleh bayangan bayangan Drew jika celana pendek itu dilepaskan.
“kau lebih manja dari yang aku kira”, kali ini Lucas tercekat mendengar penuturan Drew yang sangat blak blakan. Detektif kepolisian itu menyenderkan tubuhnya pada salah satu tiang utama pondok.
“maksudmu?”, pertanyaan itu seperti diabaikan. Namun, Lucas langsung memasang semua indranya untuk siaga begitu Drew berjalan mendekatinya.
“kau sepertinya sangat kelelahan”, kata Drew. Berdiri sangat dekat di depan Lucas.
“kau tidak menjawab pertanyaanku Mr. Drew McLinn. Mengapa kau bisa berasumsi jika aku anak yang manja?”, Drew terkekeh pelan. Matanya menatap kedalam manik manik mata Lucas.Mencoba untuk membuat Lucas larut didalam perasaan yang sedang dialaminya.
“kau lebih manja dari kakak perempuanmu!! Kau tanya mengapa? Karena kau lari sedangkan kakakmu tetap berdiri kokoh!!”
“aku tidak melarikan diri!!”, penyanggahan yang terdengar dari bibir Lucas justru terdengar seperti mengiyakan apa yang dikatakan Drew barusan.
“hmm? Lalu kau sebut ini apa? Liburan?”, Drew sepertinya benar benar ingin membuat Lucas marah.
“aku memang butuh waktu untuk berlibur. Dan ini bukan urusanmu!!”, Lucas berkata sambil berbalik pergi. Namun belum sempat mencapai pintu pondoknya, tangan Lucas dicengkram kuat oleh Drew.Memaksa Lucas untuk kembali berhadapan dengan dirinya. Mereka hampir sama tinggi. Dengan tiba tiba pula, bibir Drew merampas ciuman dari Lucas.Mendapat serangan yang tiba tiba, Lucas sempat meronta sesaat.Tetapi ciuman ini.Ciuman dari Drew ini benar benar menghipnotisnya.Antara sadar dan tidak, Lucas berusaha untuk menolak ciuman ini.Namun, sisi primitive dalam dirinya sepertinya tidak rela jika ciuman ini berakhir begitu saja.Malah, sedikit demi sedikit Lucas mulai membalas ciuman itu.mereka saling memagut. Lidah mereka saling bertaut. Lucas lupa segalanya, lupa jika yang sedang berciuman dengan dirinya adalah orang yang seharusnya ia jauhi. Lupa dengan Josh kekasihnya.Bahkan melupakan beban pikiran yang begitu menghantuinya akhir akhir ini.Setelah waktu yang cukup lama, Drew melepaskan ciumannya.
“sudah lama aku menginginkan ini. Bahkan sampai ingin mati rasanya”, kata Drew singkat. Ingin rasanya Lucas membalas ucapan Drew, namun belum sempat ia mengutarakannya, Drew sudah menciumnya kembali. Bahkan Lucas tidak keberatan saat Drew melepas seluruh pakaiannya hingga dirinya telanjang bulat.Drew yang bergerilya menelusuri tubuhnya dengan jari dan juga lidahnya begitu lembut.Lucas merasa dihargai, sentuhan sentuhan ringan dan juga belaian belaian lembut jari jemari Drew di atas kulit polosnya membuat Lucas menggelinjang tidak tahan.
“aku seperti orang gila!!”, desah Lucas tertahan saat jemari Drew menyapukan sentuhannya pada kejantanannya yang tengah berdiri kokoh layaknya mercusuar.
“aku tidak menyangka jika aku akan menyukai benda yang bahkan aku punyai sendiri!!”, Lucas ingin tertawa mendengar perkataan Drew barusan namun ditahannya. Perlakuan Drew benar benar lembut namun kuat.Kuat membawa Lucas untuk masuk kedalam pusara badai gairah yang diciptakan oleh Drew.Drew menjauh sedikit untuk melepas celana pendeknya yang membuat Lucas sedikit tercekat.Tubuh polos milik Drew mampu membuat Lucas tertegun untuk sesaat.Otot otot yang terletak begitu pas dan enak dilihat.Bulu bulu halus yang sedikit menumbuhi dadanya dan membentuk satu garis tipis yang melewati pusar dan bermuara di pangkal pahanya.Seksi, hingga membuat Lucas ternganga karena mengagumi keindahan lelaki dihadapannya.
“aku menginginkanmu”, bisik Drew lembut ditelinga Lucas. Lucas hanya mampu mengangguk, entah mengapa bibirnya serasa kelu untuk mengungkapkan perasaan yang meluap luap didalam hatinya.Sekarang yang berbicara adalah insting binatang.Tidak ada lagi logika, tidak ada lagi kata tabu.Entah mengapa bersama Lucas, Drew tidak begitu menanggapi keganjilan yang sedang terjadi.Bahkan Drew dengan santai membaringkan Lucas di lantai.Tangannya mengusap usap lubang milik Lucas. Lubang itu serasa sempit, bahkan saat jarinya berusaha masuk pun masih dirasa sangat susah.
Lucas sendiri hanya diam. Sebenarnya, Lucas belum pernah sama sekali berada di posisi ‘bawah’. Hanya saja, entah perasaan apa yang merasukinya Lucas hanya ingin membuat Drew bahagia. Membuat Drew bisa meneguk kepuasan atas tubuhnya.Bahkan ketika kejantanan Drew menerobos masuk keperjakaannya, Lucas menahan diri untuk tidak berteriak.Air mata itu turun perlahan dari bola mata Lucas yang berwarna hazel.Ya Tuhan, aku mencintai pria ini.Teriak Lucas dalam dirinya.Aku sudah tidak bisa memungkiri perasaanku lagi sekarang. Mungkin mereka tidak akan bersama, namun malam ini Lucas ingin mereguk kenikmatan ini bersama Drew. Bukan sebagai Lucas George Crandall dan juga bukan dengan Drew McClinn.Namun layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk oleh nafsu, birahi dan cinta.
***

Lucas terbangun dengan tubuh yang dirasanya pegal pegal.Seluruh tubuhnya serasa remuk, wajar saja jika mengingat permainan mereka semalam.Lucas tersipu sedikit mengingat kejadian semalam.Leher, dada, perut bahkan daerah terintimnya saperti membengkak, merah dan terlihat seperti habis dilahap habis habisan. Dimana Drew? Pikir Lucas begitu dirasa dia terbangun sendirian.Telanjang bulat dan berada di teras pondoknya.Mengapa aku begitu bodoh dan ceroboh? Tertidur di depan pondok? Bagaimana jika ada yang melihatnya? Bodoh sekali aku!! Rutuk Lucas didalam hatinya.Sayangnya, pergulatan hati itu tidak terjadi dalam waktu yang lama.Pandangannya tertuju pada Drew yang baru saja muncul dari lautan.Mata Lucas semakin melotot saat dilihatnya Drew berenang tanpa sehelai benangpun.Dia terlalu percaya diri atau tidak tahu malu? Berbeda sekali dengan Josh. Bukan berarti Josh pemalu, tidak!! Josh bukan lelaki pemalu, hanya saja Josh telanjang pada saat yang tepat. Pada waktu mandi atau tidur saja. Sedangkan Drew? Rasanya bebas sekali menjadi dirinya.Telanjang kemana mana.
“kau sudah bangun”, Drew menyapanya sambil duduk disamping Lucas yang sedikit banyak membuat Lucas terlonjak sebentar tadi. Lucas hanya mengangguk sambil mengambil celana pendek yang terletak persis di depannya.Dengan sedikit sungkan Lucas memakainya.
“kenapa kau memakai celana? Toh aku sudah melihat punyamu semalam”, Lucas mendesis  pelan. Karena mereka berada di luar rumah!! Ingin rasanya Lucas meneriakkan itu, namun diurungkannya.Entah kenapa, sekarang dirinya tidak bisa berkata kata.Perlakuan perlakuan Drew semalam kembali membayang dibenaknya yang membuat Lucas kembali tersipu malu.Lucas tahu, ini bukan pengalaman dia pertama kali berhubungan intim dengan pria.Hanya saja, Lucas merasa bersama Drew segala sesuatunya menjadi berbeda.
“kau diam saja, atau kau menyesal?”, kali ini Lucas juga tidak menjawab pertanyaan dari Drew barusan. Lucas hanya menggelengkan kepalanya.Drew tersenyum ringan sebelum akhirnya membawa Lucas kedalam pelukannya.Rasa damai itu kembali merasuk ke dalam sanubari Lucas. Perasaan ini sama dengan perasaan sewaktu dirinya dipeluk oleh ayahnya dulu. Tanpa diduga oleh Drew, Lucas mulai terisak di dadanya. Entah karena apa, Drew juga kurang tahu. Hanya saja, insting melindunginya bangkit.Rasanya tidak ingin hal apapun bisa menyakiti Lucas.
“aku lelah. Aku letih mencari perhatian ayahku.Aku berbuat onar, aku mencoba berbuat criminal.Itu semua karena aku ingin mendapat perhatian ayahku seperti dulu lagi.Ayahku sekarang tidak pernah peduli. Sama sekali tidak peduli dengan apa yang aku lakukan. Aku lelah”, Drew hanya diam. Tangannya membelai punggung Lucas dengan penuh sayang.
“lalu masalah Federline ini!! Aku bukan pembunuhnya.Aku memang ada niat untuk membunuhnya, namun aku tidak pernah punya nyali.Aku sebenarnya hanyalah pengecut yang bersembunyi dibalik sifat angkuhku”, Drew kali menghembuskan nafasnya perlahan.Sedikit menyukuri kepengecutan Lucas. Mungkin jika Lucas bukan pengecut, dirinya dan Lucas tidak akan berada disini, berdua dan dalam keadaan hampir sama sama telanjang.
“aku mencintaimu Drew”, kata kata yang keluar dari bibir Lucas barusan membuat Drew kaget dan tercekat. Segera berdiri dan bergegas meninggalkan Lucas begitu saja.Bahkan perbuatan Drew ini sempat membuat Lucas termangu sesaat dan kemudian mengumpat keras.
***

Lucas masih tidak bisa terima dengan apa yang telah diperbuat oleh Drew kepadanya saat liburan kemarin. Apa yang telah aku lakukan coba? Sehingga membuat Drew kabur begitu saja. Seakan akan tidak pernah menganggap istimewa apa yang telah mereka lakukan malam sebelumnya. Arrrrrgghh, ingin rasanya Lucas membanting apa saja yang berada di kamarnya.
Drrt drrt drrt
“hallo”, jawab Lucas singkat. Mencoba untuk menutupi emosi yang sedang bergejolak didalam hatinya.
“hi sayang. Kau sudah pulang?”
“hi Josh. Ya baru saja aku kembali. Ada apa?”, entah kenapa Lucas merasa perasaannya terhadap Josh mati. Tidak ada rasa rindu untuk kekasihnya saat ini.Justru yang ada dibenaknya malah detektif tampan yang sudah memporak porandakan hatinya.
“pistolmu. Kau akan mengambilnya kapan?”, Lucas termenung sedikit. Pistol yang dulu akan digunakan untuk membunuh Federline namun tidak jadi. Lucas melupakan sama sekali fakta bahwa pistol itu masih berada di tangan Josh.
“nanti aku akan ke rumahmu”
“oke, aku akan tunggu sayang. I love you”
“ya”, jawab Lucas singkat lalu memutuskan  sambungan teleponnya. Rasanya kurang pas jika dirinya menjawab ‘I love you too’. Kata kata itu sekarang kurang tepat  di ungkapkan untuk Josh. Lebih tepat diungkapkan untuk Drew!! Hah!! Lucas mendengus kesal sendiri. Mengapa dirinya begitu memikirkan pria brengsek itu sedangkan pria itu mencampakkan dirinya begitu saja di depan pondok penginapannya. Oke, mereka memang tidak pacaran.Namun setidaknya, karena mereka baru saja berhubungan seks, tidak terpikirkankah Drew untuk sedikit memberinya pengertian kenapa dirinya pergi begitu saja. Bahkan hingga saat ini, Drew belum menghubunginya sama sekali. Dasar lelaki brengsek!!
Sambil terus mengumpat, Lucas mengambil kontak kunci mobil Ferrarinya dan segera berlalu menuju garasi. Melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan bisa membuat polisi yang sedang patroli melihatnya menjadi  putus asa untuk mengejarnya. Dengan sedikit kasar memarkirkan mobilnya di pekarangan halaman rumah Josh. Lucas tidak mendapati polisi yang berjaga di rumah ini.Apakah kasus ini sudah ditutup? Tidak mungkin!! Dengan berjalan agak cepat, Lucas berjalan ke arah pintu dan membukanya. Namun, sebelum sempat berjalan lebih jauh memasuki rumah kediaman Josh. Benda keras menghantam kepalanya.Lucas sempat mengerang sesaat sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.
Lucas seperti mendengar orang orang berbicara disekelilingnya.Dengan sedikit usaha, Lucas membuka matanya.Cahaya temaram yang tidak terlalu terang membuat pandangannya agak kurang fokus.Lucas melihat sekeliling dan melihat Jasmine yang di ikat tepat didepannya.
“Jasmine”, Lucas berusaha mendekat.Namun, usahanya gagal karena dirinya baru saja menyadari jika keadaannya juga terikat.Jasmine menggunakan bahasa bibirnya agar Lucas diam. Lucas mengerti dan kemudian pura pura kembali tidak sadarkan diri.Tidak berapa lama, Lucas mendengar pintu dibuka.
“kau terlalu keras memukulnya honey”, suara itu Lucas kenal. Sangat kenal.
“tapi dia tidak akan mati, sebentar lagi juga pasti akan terbangun”, sekarang Lucas mengumpat di dalam hatinya. Suara ini jelas adalah suara ‘orang’ itu.Mengapa dia memukulku?Mengapa juga dia mengikatku dan Jasmine? Ada apa sebenarnya?
“oh cantik, kau ingin melenyapkanku? Sayang sekali, karena justru aku yang akan melenyapkanmu terlebih dahulu”
“kau bajingan!!”, Jasmine berteriak.
“ya ya ya, terserah kau. Yang pasti, tinggal menunggu jam untuk membuat keadaanmu sama seperti ayah kandungmu, Federline”, kali ini perkataan orang itu membuat Lucas benar benar terkejut.Federline?Ayah kandung Jasmine?Mengapa bisa?Kalau memang seperti itu kenyataannya, lalu kenapa Jasmine begitu membenci Federline?Berbagai pertanyaan berputar putar dalam diri Lucas.Ingin sekali Lucas membuka matanya dan benar benar memastikan bahwa suara yang dia dengar hanya mirip dengan suara orang yang begitu dia sayang.Namun Lucas bahkan tidak siap untuk menerima kenyataan itu.Batinnya perang dan bergejolak.Mungkinkah dia tega membunuhku juga?
***

“tuan muda Crandall tidak berada di dalam rumah Mr. McLinn”, pembantu muda itu mengucapkannya pada Drew yang tengah mencari Lucas.
“kalau tuan besar George Crandall?”
“tuan besar kebetulan sedang dalam perjalanan bisnis keluar negeri Mr. McLinn”
“kalau begitu aku ingin bertemu dengan nyonya Crandall”, pembantu itu sedikit mengerucutkan bibirnya sebelum akhirnya menuntun Drew menuju sebuah ruangan. Drew, tercekat sesaat menatap wanita yang sedang duduk diatas kursi roda.Drew sempat menduga jika Nyonya Crandall memiliki rambut hitam, namun ternyata rambutnya pirang keemasan.Sama persisi dengan milik Lucas.Seraut wajah yang masih tampak cantik dan anggun.Namun, ada satu hal yang mengganjal di pikiran Drew, darimana Jasmine bisa memiliki rambut sehitam itu?Karena setahu Drew, Mr. Crandall pun memiliki rambut pirang.Atau itu hanya warna rambut yang sedang di cat?
“Mrs. Crandall?”, wanita itu menoleh lalu tersenyum kepada Drew.
“kau pasti Drew McLinn”, Drew hanya menyunggingkan senyum ringan. Sekarang Drew tahu darimana Lucas mendapatkan ketampanannya. Rambut pirang keemasan, mata hazel, kulit putih susu. Mungkin sifatnya saja yang menurun dari sang ayah.
“apa kabar Mrs. Crandall?”, tanya Drew sambil menghampiri wanita itu dan mencium tangannya. Wanita itu menyunggingkan senyum ringan.
“aku baik Drew. Panggil saja aku Faith. Ada apa kau menemuiku Drew? Bukankah kau seharusnya menemui Luke?”, Drew tertegun. Mengapa wanita ini bertanya seperti itu?
“kau mengada ada Faith. Kalau aku boleh tahu, apa yang menyebabkanmu bisa duduk di atas kursi roda ini Faith?”, Drew berusaha mengalihkan pembicaraan. Lucas, betapa dia rindu sekali dengan pemilik nama itu. Namun Drew sudah bertekad, dia akan membuktikan bahwa Lucas Crandall tidak bersalah. Dengan begitu mereka bisa hidup berdua dengan tenang.
“kecelakaan membuatku lumpuh Drew”, kali ini Drew kembali bingung. Faith Crandall pernah kecelakaan?Mengapa berita ini tidak tersebar luas waktu itu?kota ini kecil, lantas mengapa berita ini tidak pernah muncul ke permukaan? Sengaja disembunyikankah?
“kau pasti bertanya tanya kenapa berita ini tidak menyebar Drew, karena George menutupinya. Dia tidak ingin dunia tahu bahwa istrinya sedang mabuk saat mengendarai mobilnya”, Ya Tuhan.
“lalu kenapa masyarakat tidak curiga? Kalian pasti harus menghadiri pesta pesta besar, jamuan jamuan khusus misalnya”, Faith sedikit mendung saat mendengar pertanyaan itu dilontarkan dari bibir Drew.
“George selalu mengajak Jasmine”,  sekarang Drew seperti disengat listrik. Mereka memiliki fisik yang sama persis. Jika tidak dicermati betul, mereka bahkan seperti kembar.Kecuali bola mata dan rambut Jasmine yang berwarna hitam pekat. Namun, itu masih bisa diakali kan?
“Jasmine menjadi Faith?”, kali ini Faith hanya mengangguk.
Drew ingin berbincang bincang lebih banyak lagi dengan Faith Crandall, namun ponselnya berbunyi.
“sebentar Faith”, Faith hanya mengangguk.
“ya Steve, ada apa?”
“bukti ini pasti akan mempengaruhi pandanganmu tentang Lucas Crandall”
“apa itu?”
“seperti yang kau perintahkan kemarin, kami menyelidiki riwayat keluarga Crandall. Cukup sulit karena pihak rumah sakit begitu tutup mulut soal ini.Namun ada seorang suster, kau tahu kan jika wanita sudah di atas ranjang dan orgasme mereka bisa menceritakan apa saja?”
“bisa kau percepat?”, tanya Drew tidak sabar.
“Jasmine bukan anak dari George Crandall, hanya Lucas lah anak kandung mereka”
“apa?!”
“kau belum seharusnya terkejut. Ada fakta yang lebih wow lagi. Jasmine anak kandung Federline”, Drew tercengan sesaat.Kemudian beberapa adegan terlintas dibenaknya.Pertanyaannya adalah, apakah Federline juga tahu jika Jasmine anak kandungnya?Jelas tidak tahu.Inikah yang selalu menyebabkan keluarga Crandall dan Federline bertengkar? George Crandall!! Aku yakin dia lebih tahu banyak dan mungkin juga, dia lah pembunuhnya. Drew sempat tercengan sendiri dengan pemikirannya, George pembunuh Federline? Ya Tuhan!! Itu bukan suatu perkara yang sulit. George selalu mengajak Jasmine dan. . .
“aku tahu sekarang!!”
***

“bangun kau”, Lucas merasa dirinya disiram air dingin. Dengan sedikit mengumpat Lucas membuka matanya dan mengucapkan sumpah serapah.
“kau!!”
“apa? Kau terkejut Luke? Sekarang aku akan membungkam mulutmu. Aku mencintaimu Luke, sungguh!! Namun aku lebih mencintai keselamatan diriku sendiri”, pria itu menekan pelatuk pistolnya perlahan.Namun, dia dikagetkan dengan suara decit ban mobil yang di rem mendadak.
“sial, siapa lagi ini!!”, teriak pria itu dan keluar dari ruangan gelap gulita ini. Lucas mendengar pria itu membuka pintu dan bercakap cakap dengan seseorang.Itu suara Drew, Ya Tuhan.
“Drew!! Aku disini!!”, teriak Lucas sekencang yang dia bisa. Kemudian terdengar suara tembakan itu. Sial!! Drew kah yang tertembak? Lucas kembali mengumpat saat pria busuk itu membuka pintu dan berdiri dengan congak disana.
“sayang sekali pahlawanmu tertembak Luke!! Lihat kakakmu yang sedang sekarat itu”, Lucas menoleh ke arah dimana Jasmine berada.
“Jasmine!!”
“owh owh owh, kalian menyedihkan sekali. Kau tahu mengapa aku membunuh Federline?Karena aku membenci fakta bahwa istriku masih mencintainya hingga saat ini.Kau juga mau tahu kenapa aku membunuh Jasmine?Karena dia sudah tidak berguna lagi.Dan kau ingin tahu kenapa aku ingin membunuhmu? Karena aku tidak butuh pewaris untuk kekayaanku”
“keparat kau!!”
“tidak perlu mengumpat Luke, karena sebentar lagi kau juga akan menyusul sundal itu”, belum sempat pria itu menarik pelatuk, sebuah kayu besar menghantam kepalanya.
“kau lupa fakta tentang detektif jaman sekarang Mr. George Crandall. Bahwa mereka selalu menggunakan baju anti peluru”
“Drew, tolong kakakku!!”, teriak Lucas.
***

1 tahun kemudian. . .
“kau masih memikirkannya?”, Lucas menoleh dan menatap orang yang baru saja dinikahinya tadi siang.
“tidak”
“lalu apa yang kau pikirkan Luke? Jasmine pasti sudah bahagia di alam sana. Dia bangga memiliki adik sepertimu”
“aku tahu, hanya saja aku tidak mengira jika masa depan Jasmine akan seperti itu”, orang yang dinikahinya tadi siang itu memeluknya. Memberikan rasa nyaman yang tiada terkira.
“itu sudah satu tahun berlalu Luke. Ngomong ngomong, apa yang akan kau lakukan dengan harta warisan ayahmu?”
“aku akan menggunakannya untuk mengobati Mom, kata Dokter ada kemungkinan kecil Mom bisa berjalan lagi. Dan mungkin aku akan membuka usaha baru”
“aku bangga padamu dan aku sangat mencintaimu”, Lucas tersenyum ringan sebelum akhirnya membalikkan badannya dan balas memeluk orang yang paling dia cintai seumur hidupnya.
“kau tahu mengapa aku akhirnya mau menikah denganmu?”
“katakan!!”
“karena kau detektif polisi dan karena aku lebih mencintaimu. Cintaku lebih besar dari cintamu”
“pembohong!! Jelas jelas cintaku yang lebih besar!!”
“kita buktikan sekarang Mr. Drew McLinn”


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave comment please.