Malam ini Lucas tidak bisa memejamkan matanya. Untuk
alasan apa, Lucas pun kurang tahu. Dengan langkah perlahan, Lucas keluar dari
pondoknya.Angin laut di malam hari yang cukup hangat dirasakan Lucas membelai
wajahnya.Lucas menghembuskan nafasnya perlahan. Drew McLinn, kenapa pria itu
terus berputar putar dibenaknya? Mata tajamnya, cara dia berbicara. Ya Tuhan!!
Jangan sampai aku jatuh cinta padanya!! Dan mungkin inilah yang disebut dengan
takdir.Orang yang sedang dipikirkannya tiba tiba muncul dari pintu pondok
sebelah.
“tidak bisa tidur hem?”, Lucas tercekat. Penampilan
Drew saat ini membuat otaknya tidak bisa berpikir.Hanya dengan celana pendek
pas badan membuat semua tonjolan otot Drew terpapar jelas.
“ya”, jawab Lucas setelah berhasil menguasai emosinya.Pikirannya
seperti di aduk aduk.Benaknya dipenuhi oleh bayangan bayangan Drew jika celana
pendek itu dilepaskan.
“kau lebih manja dari yang aku kira”, kali ini Lucas
tercekat mendengar penuturan Drew yang sangat blak blakan. Detektif kepolisian
itu menyenderkan tubuhnya pada salah satu tiang utama pondok.
“maksudmu?”, pertanyaan itu seperti diabaikan. Namun,
Lucas langsung memasang semua indranya untuk siaga begitu Drew berjalan
mendekatinya.
“kau sepertinya sangat kelelahan”, kata Drew. Berdiri sangat
dekat di depan Lucas.
“kau tidak menjawab pertanyaanku Mr. Drew McLinn.
Mengapa kau bisa berasumsi jika aku anak yang manja?”, Drew terkekeh pelan.
Matanya menatap kedalam manik manik mata Lucas.Mencoba untuk membuat Lucas
larut didalam perasaan yang sedang dialaminya.
“kau lebih manja dari kakak perempuanmu!! Kau tanya
mengapa? Karena kau lari sedangkan kakakmu tetap berdiri kokoh!!”
“aku tidak melarikan diri!!”, penyanggahan yang
terdengar dari bibir Lucas justru terdengar seperti mengiyakan apa yang
dikatakan Drew barusan.
“hmm? Lalu kau sebut ini apa? Liburan?”, Drew
sepertinya benar benar ingin membuat Lucas marah.
“aku memang butuh waktu untuk berlibur. Dan ini bukan
urusanmu!!”, Lucas berkata sambil berbalik pergi. Namun belum sempat mencapai
pintu pondoknya, tangan Lucas dicengkram kuat oleh Drew.Memaksa Lucas untuk
kembali berhadapan dengan dirinya. Mereka hampir sama tinggi. Dengan tiba tiba
pula, bibir Drew merampas ciuman dari Lucas.Mendapat serangan yang tiba tiba,
Lucas sempat meronta sesaat.Tetapi ciuman ini.Ciuman dari Drew ini benar benar
menghipnotisnya.Antara sadar dan tidak, Lucas berusaha untuk menolak ciuman
ini.Namun, sisi primitive dalam dirinya sepertinya tidak rela jika ciuman ini
berakhir begitu saja.Malah, sedikit demi sedikit Lucas mulai membalas ciuman
itu.mereka saling memagut. Lidah mereka saling bertaut. Lucas lupa segalanya,
lupa jika yang sedang berciuman dengan dirinya adalah orang yang seharusnya ia
jauhi. Lupa dengan Josh kekasihnya.Bahkan melupakan beban pikiran yang begitu
menghantuinya akhir akhir ini.Setelah waktu yang cukup lama, Drew melepaskan
ciumannya.
“sudah lama aku menginginkan ini. Bahkan sampai ingin
mati rasanya”, kata Drew singkat. Ingin rasanya Lucas membalas ucapan Drew,
namun belum sempat ia mengutarakannya, Drew sudah menciumnya kembali. Bahkan
Lucas tidak keberatan saat Drew melepas seluruh pakaiannya hingga dirinya
telanjang bulat.Drew yang bergerilya menelusuri tubuhnya dengan jari dan juga
lidahnya begitu lembut.Lucas merasa dihargai, sentuhan sentuhan ringan dan juga
belaian belaian lembut jari jemari Drew di atas kulit polosnya membuat Lucas
menggelinjang tidak tahan.
“aku seperti orang gila!!”, desah Lucas tertahan saat
jemari Drew menyapukan sentuhannya pada kejantanannya yang tengah berdiri kokoh
layaknya mercusuar.
“aku tidak menyangka jika aku akan menyukai benda yang
bahkan aku punyai sendiri!!”, Lucas ingin tertawa mendengar perkataan Drew
barusan namun ditahannya. Perlakuan Drew benar benar lembut namun kuat.Kuat
membawa Lucas untuk masuk kedalam pusara badai gairah yang diciptakan oleh
Drew.Drew menjauh sedikit untuk melepas celana pendeknya yang membuat Lucas
sedikit tercekat.Tubuh polos milik Drew mampu membuat Lucas tertegun untuk
sesaat.Otot otot yang terletak begitu pas dan enak dilihat.Bulu bulu halus yang
sedikit menumbuhi dadanya dan membentuk satu garis tipis yang melewati pusar
dan bermuara di pangkal pahanya.Seksi, hingga membuat Lucas ternganga karena
mengagumi keindahan lelaki dihadapannya.
“aku menginginkanmu”, bisik Drew lembut ditelinga
Lucas. Lucas hanya mampu mengangguk, entah mengapa bibirnya serasa kelu untuk
mengungkapkan perasaan yang meluap luap didalam hatinya.Sekarang yang berbicara
adalah insting binatang.Tidak ada lagi logika, tidak ada lagi kata tabu.Entah
mengapa bersama Lucas, Drew tidak begitu menanggapi keganjilan yang sedang
terjadi.Bahkan Drew dengan santai membaringkan Lucas di lantai.Tangannya
mengusap usap lubang milik Lucas. Lubang itu serasa sempit, bahkan saat jarinya
berusaha masuk pun masih dirasa sangat susah.
Lucas sendiri hanya diam. Sebenarnya, Lucas belum
pernah sama sekali berada di posisi ‘bawah’. Hanya saja, entah perasaan apa
yang merasukinya Lucas hanya ingin membuat Drew bahagia. Membuat Drew bisa
meneguk kepuasan atas tubuhnya.Bahkan ketika kejantanan Drew menerobos masuk
keperjakaannya, Lucas menahan diri untuk tidak berteriak.Air mata itu turun
perlahan dari bola mata Lucas yang berwarna hazel.Ya Tuhan, aku mencintai pria
ini.Teriak Lucas dalam dirinya.Aku sudah tidak bisa memungkiri perasaanku lagi
sekarang. Mungkin mereka tidak akan bersama, namun malam ini Lucas ingin
mereguk kenikmatan ini bersama Drew. Bukan sebagai Lucas George Crandall dan
juga bukan dengan Drew McClinn.Namun layaknya sepasang kekasih yang sedang
dimabuk oleh nafsu, birahi dan cinta.
***
Lucas terbangun dengan tubuh yang dirasanya pegal
pegal.Seluruh tubuhnya serasa remuk, wajar saja jika mengingat permainan mereka
semalam.Lucas tersipu sedikit mengingat kejadian semalam.Leher, dada, perut
bahkan daerah terintimnya saperti membengkak, merah dan terlihat seperti habis
dilahap habis habisan. Dimana Drew? Pikir Lucas begitu dirasa dia terbangun
sendirian.Telanjang bulat dan berada di teras pondoknya.Mengapa aku begitu
bodoh dan ceroboh? Tertidur di depan pondok? Bagaimana jika ada yang
melihatnya? Bodoh sekali aku!! Rutuk Lucas didalam hatinya.Sayangnya,
pergulatan hati itu tidak terjadi dalam waktu yang lama.Pandangannya tertuju
pada Drew yang baru saja muncul dari lautan.Mata Lucas semakin melotot saat
dilihatnya Drew berenang tanpa sehelai benangpun.Dia terlalu percaya diri atau
tidak tahu malu? Berbeda sekali dengan Josh. Bukan berarti Josh pemalu, tidak!!
Josh bukan lelaki pemalu, hanya saja Josh telanjang pada saat yang tepat. Pada
waktu mandi atau tidur saja. Sedangkan Drew? Rasanya bebas sekali menjadi
dirinya.Telanjang kemana mana.
“kau sudah bangun”, Drew menyapanya sambil duduk
disamping Lucas yang sedikit banyak membuat Lucas terlonjak sebentar tadi.
Lucas hanya mengangguk sambil mengambil celana pendek yang terletak persis di
depannya.Dengan sedikit sungkan Lucas memakainya.
“kenapa kau memakai celana? Toh aku sudah melihat punyamu
semalam”, Lucas mendesis pelan. Karena
mereka berada di luar rumah!! Ingin rasanya Lucas meneriakkan itu, namun
diurungkannya.Entah kenapa, sekarang dirinya tidak bisa berkata kata.Perlakuan
perlakuan Drew semalam kembali membayang dibenaknya yang membuat Lucas kembali
tersipu malu.Lucas tahu, ini bukan pengalaman dia pertama kali berhubungan
intim dengan pria.Hanya saja, Lucas merasa bersama Drew segala sesuatunya
menjadi berbeda.
“kau diam saja, atau kau menyesal?”, kali ini Lucas
juga tidak menjawab pertanyaan dari Drew barusan. Lucas hanya menggelengkan
kepalanya.Drew tersenyum ringan sebelum akhirnya membawa Lucas kedalam pelukannya.Rasa
damai itu kembali merasuk ke dalam sanubari Lucas. Perasaan ini sama dengan
perasaan sewaktu dirinya dipeluk oleh ayahnya dulu. Tanpa diduga oleh Drew,
Lucas mulai terisak di dadanya. Entah karena apa, Drew juga kurang tahu. Hanya
saja, insting melindunginya bangkit.Rasanya tidak ingin hal apapun bisa
menyakiti Lucas.
“aku lelah. Aku letih mencari perhatian ayahku.Aku
berbuat onar, aku mencoba berbuat criminal.Itu semua karena aku ingin mendapat
perhatian ayahku seperti dulu lagi.Ayahku sekarang tidak pernah peduli. Sama
sekali tidak peduli dengan apa yang aku lakukan. Aku lelah”, Drew hanya diam.
Tangannya membelai punggung Lucas dengan penuh sayang.
“lalu masalah Federline ini!! Aku bukan pembunuhnya.Aku
memang ada niat untuk membunuhnya, namun aku tidak pernah punya nyali.Aku
sebenarnya hanyalah pengecut yang bersembunyi dibalik sifat angkuhku”, Drew
kali menghembuskan nafasnya perlahan.Sedikit menyukuri kepengecutan Lucas.
Mungkin jika Lucas bukan pengecut, dirinya dan Lucas tidak akan berada disini,
berdua dan dalam keadaan hampir sama sama telanjang.
“aku mencintaimu Drew”, kata kata yang keluar dari
bibir Lucas barusan membuat Drew kaget dan tercekat. Segera berdiri dan
bergegas meninggalkan Lucas begitu saja.Bahkan perbuatan Drew ini sempat membuat
Lucas termangu sesaat dan kemudian mengumpat keras.
***
Lucas masih tidak bisa terima dengan apa yang telah
diperbuat oleh Drew kepadanya saat liburan kemarin. Apa yang telah aku lakukan
coba? Sehingga membuat Drew kabur begitu saja. Seakan akan tidak pernah
menganggap istimewa apa yang telah mereka lakukan malam sebelumnya. Arrrrrgghh,
ingin rasanya Lucas membanting apa saja yang berada di kamarnya.
Drrt drrt drrt
“hallo”, jawab Lucas singkat. Mencoba untuk menutupi
emosi yang sedang bergejolak didalam hatinya.
“hi sayang. Kau sudah pulang?”
“hi Josh. Ya baru saja aku kembali. Ada apa?”, entah
kenapa Lucas merasa perasaannya terhadap Josh mati. Tidak ada rasa rindu untuk
kekasihnya saat ini.Justru yang ada dibenaknya malah detektif tampan yang sudah
memporak porandakan hatinya.
“pistolmu. Kau akan mengambilnya kapan?”, Lucas
termenung sedikit. Pistol yang dulu akan digunakan untuk membunuh Federline
namun tidak jadi. Lucas melupakan sama sekali fakta bahwa pistol itu masih
berada di tangan Josh.
“nanti aku akan ke rumahmu”
“oke, aku akan tunggu sayang. I love you”
“ya”, jawab Lucas singkat lalu memutuskan sambungan teleponnya. Rasanya kurang pas jika
dirinya menjawab ‘I love you too’. Kata kata itu sekarang kurang tepat di ungkapkan untuk Josh. Lebih tepat
diungkapkan untuk Drew!! Hah!! Lucas mendengus kesal sendiri. Mengapa dirinya
begitu memikirkan pria brengsek itu sedangkan pria itu mencampakkan dirinya
begitu saja di depan pondok penginapannya. Oke, mereka memang tidak
pacaran.Namun setidaknya, karena mereka baru saja berhubungan seks, tidak
terpikirkankah Drew untuk sedikit memberinya pengertian kenapa dirinya pergi
begitu saja. Bahkan hingga saat ini, Drew belum menghubunginya sama sekali.
Dasar lelaki brengsek!!
Sambil terus mengumpat, Lucas mengambil kontak kunci
mobil Ferrarinya dan segera berlalu menuju garasi. Melajukan mobilnya dengan
kecepatan yang lumayan bisa membuat polisi yang sedang patroli melihatnya
menjadi putus asa untuk mengejarnya. Dengan
sedikit kasar memarkirkan mobilnya di pekarangan halaman rumah Josh. Lucas
tidak mendapati polisi yang berjaga di rumah ini.Apakah kasus ini sudah
ditutup? Tidak mungkin!! Dengan berjalan agak cepat, Lucas berjalan ke arah
pintu dan membukanya. Namun, sebelum sempat berjalan lebih jauh memasuki rumah
kediaman Josh. Benda keras menghantam kepalanya.Lucas sempat mengerang sesaat
sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.
Lucas seperti mendengar orang orang berbicara
disekelilingnya.Dengan sedikit usaha, Lucas membuka matanya.Cahaya temaram yang
tidak terlalu terang membuat pandangannya agak kurang fokus.Lucas melihat
sekeliling dan melihat Jasmine yang di ikat tepat didepannya.
“Jasmine”, Lucas berusaha mendekat.Namun, usahanya
gagal karena dirinya baru saja menyadari jika keadaannya juga terikat.Jasmine
menggunakan bahasa bibirnya agar Lucas diam. Lucas mengerti dan kemudian pura
pura kembali tidak sadarkan diri.Tidak berapa lama, Lucas mendengar pintu
dibuka.
“kau terlalu keras memukulnya honey”, suara itu Lucas
kenal. Sangat kenal.
“tapi dia tidak akan mati, sebentar lagi juga pasti
akan terbangun”, sekarang Lucas mengumpat di dalam hatinya. Suara ini jelas
adalah suara ‘orang’ itu.Mengapa dia memukulku?Mengapa juga dia mengikatku dan
Jasmine? Ada apa sebenarnya?
“oh cantik, kau ingin melenyapkanku? Sayang sekali,
karena justru aku yang akan melenyapkanmu terlebih dahulu”
“kau bajingan!!”, Jasmine berteriak.
“ya ya ya, terserah kau. Yang pasti, tinggal menunggu
jam untuk membuat keadaanmu sama seperti ayah kandungmu, Federline”, kali ini
perkataan orang itu membuat Lucas benar benar terkejut.Federline?Ayah kandung
Jasmine?Mengapa bisa?Kalau memang seperti itu kenyataannya, lalu kenapa Jasmine
begitu membenci Federline?Berbagai pertanyaan berputar putar dalam diri
Lucas.Ingin sekali Lucas membuka matanya dan benar benar memastikan bahwa suara
yang dia dengar hanya mirip dengan suara orang yang begitu dia sayang.Namun
Lucas bahkan tidak siap untuk menerima kenyataan itu.Batinnya perang dan
bergejolak.Mungkinkah dia tega membunuhku juga?
***
“tuan muda Crandall tidak berada di dalam rumah Mr.
McLinn”, pembantu muda itu mengucapkannya pada Drew yang tengah mencari Lucas.
“kalau tuan besar George Crandall?”
“tuan besar kebetulan sedang dalam perjalanan bisnis
keluar negeri Mr. McLinn”
“kalau begitu aku ingin bertemu dengan nyonya
Crandall”, pembantu itu sedikit mengerucutkan bibirnya sebelum akhirnya
menuntun Drew menuju sebuah ruangan. Drew, tercekat sesaat menatap wanita yang
sedang duduk diatas kursi roda.Drew sempat menduga jika Nyonya Crandall memiliki
rambut hitam, namun ternyata rambutnya pirang keemasan.Sama persisi dengan
milik Lucas.Seraut wajah yang masih tampak cantik dan anggun.Namun, ada satu
hal yang mengganjal di pikiran Drew, darimana Jasmine bisa memiliki rambut
sehitam itu?Karena setahu Drew, Mr. Crandall pun memiliki rambut pirang.Atau
itu hanya warna rambut yang sedang di cat?
“Mrs. Crandall?”, wanita itu menoleh lalu tersenyum
kepada Drew.
“kau pasti Drew McLinn”, Drew hanya menyunggingkan
senyum ringan. Sekarang Drew tahu darimana Lucas mendapatkan ketampanannya.
Rambut pirang keemasan, mata hazel, kulit putih susu. Mungkin sifatnya saja
yang menurun dari sang ayah.
“apa kabar Mrs. Crandall?”, tanya Drew sambil
menghampiri wanita itu dan mencium tangannya. Wanita itu menyunggingkan senyum
ringan.
“aku baik Drew. Panggil saja aku Faith. Ada apa kau
menemuiku Drew? Bukankah kau seharusnya menemui Luke?”, Drew tertegun. Mengapa
wanita ini bertanya seperti itu?
“kau mengada ada Faith. Kalau aku boleh tahu, apa yang
menyebabkanmu bisa duduk di atas kursi roda ini Faith?”, Drew berusaha
mengalihkan pembicaraan. Lucas, betapa dia rindu sekali dengan pemilik nama
itu. Namun Drew sudah bertekad, dia akan membuktikan bahwa Lucas Crandall tidak
bersalah. Dengan begitu mereka bisa hidup berdua dengan tenang.
“kecelakaan membuatku lumpuh Drew”, kali ini Drew kembali
bingung. Faith Crandall pernah kecelakaan?Mengapa berita ini tidak tersebar
luas waktu itu?kota ini kecil, lantas mengapa berita ini tidak pernah muncul ke
permukaan? Sengaja disembunyikankah?
“kau pasti bertanya tanya kenapa berita ini tidak
menyebar Drew, karena George menutupinya. Dia tidak ingin dunia tahu bahwa
istrinya sedang mabuk saat mengendarai mobilnya”, Ya Tuhan.
“lalu kenapa masyarakat tidak curiga? Kalian pasti harus
menghadiri pesta pesta besar, jamuan jamuan khusus misalnya”, Faith sedikit
mendung saat mendengar pertanyaan itu dilontarkan dari bibir Drew.
“George selalu mengajak Jasmine”, sekarang Drew seperti disengat listrik. Mereka
memiliki fisik yang sama persis. Jika tidak dicermati betul, mereka bahkan
seperti kembar.Kecuali bola mata dan rambut Jasmine yang berwarna hitam pekat.
Namun, itu masih bisa diakali kan?
“Jasmine menjadi Faith?”, kali ini Faith hanya
mengangguk.
Drew ingin berbincang bincang lebih banyak lagi dengan
Faith Crandall, namun ponselnya berbunyi.
“sebentar Faith”, Faith hanya mengangguk.
“ya Steve, ada apa?”
“bukti ini pasti akan mempengaruhi pandanganmu tentang
Lucas Crandall”
“apa itu?”
“seperti yang kau perintahkan kemarin, kami menyelidiki
riwayat keluarga Crandall. Cukup sulit karena pihak rumah sakit begitu tutup
mulut soal ini.Namun ada seorang suster, kau tahu kan jika wanita sudah di atas
ranjang dan orgasme mereka bisa menceritakan apa saja?”
“bisa kau percepat?”, tanya Drew tidak sabar.
“Jasmine bukan anak dari George Crandall, hanya Lucas
lah anak kandung mereka”
“apa?!”
“kau belum seharusnya terkejut. Ada fakta yang lebih
wow lagi. Jasmine anak kandung Federline”, Drew tercengan sesaat.Kemudian
beberapa adegan terlintas dibenaknya.Pertanyaannya adalah, apakah Federline
juga tahu jika Jasmine anak kandungnya?Jelas tidak tahu.Inikah yang selalu
menyebabkan keluarga Crandall dan Federline bertengkar? George Crandall!! Aku
yakin dia lebih tahu banyak dan mungkin juga, dia lah pembunuhnya. Drew sempat
tercengan sendiri dengan pemikirannya, George pembunuh Federline? Ya Tuhan!!
Itu bukan suatu perkara yang sulit. George selalu mengajak Jasmine dan. . .
“aku tahu sekarang!!”
***
“bangun kau”, Lucas merasa dirinya disiram air dingin.
Dengan sedikit mengumpat Lucas membuka matanya dan mengucapkan sumpah serapah.
“kau!!”
“apa? Kau terkejut Luke? Sekarang aku akan membungkam
mulutmu. Aku mencintaimu Luke, sungguh!! Namun aku lebih mencintai keselamatan
diriku sendiri”, pria itu menekan pelatuk pistolnya perlahan.Namun, dia
dikagetkan dengan suara decit ban mobil yang di rem mendadak.
“sial, siapa lagi ini!!”, teriak pria itu dan keluar
dari ruangan gelap gulita ini. Lucas mendengar pria itu membuka pintu dan
bercakap cakap dengan seseorang.Itu suara Drew, Ya Tuhan.
“Drew!! Aku disini!!”, teriak Lucas sekencang yang dia
bisa. Kemudian terdengar suara tembakan itu. Sial!! Drew kah yang tertembak?
Lucas kembali mengumpat saat pria busuk itu membuka pintu dan berdiri dengan
congak disana.
“sayang sekali pahlawanmu tertembak Luke!! Lihat
kakakmu yang sedang sekarat itu”, Lucas menoleh ke arah dimana Jasmine berada.
“Jasmine!!”
“owh owh owh, kalian menyedihkan sekali. Kau tahu
mengapa aku membunuh Federline?Karena aku membenci fakta bahwa istriku masih
mencintainya hingga saat ini.Kau juga mau tahu kenapa aku membunuh
Jasmine?Karena dia sudah tidak berguna lagi.Dan kau ingin tahu kenapa aku ingin
membunuhmu? Karena aku tidak butuh pewaris untuk kekayaanku”
“keparat kau!!”
“tidak perlu mengumpat Luke, karena sebentar lagi kau
juga akan menyusul sundal itu”, belum sempat pria itu menarik pelatuk, sebuah
kayu besar menghantam kepalanya.
“kau lupa fakta tentang detektif jaman sekarang Mr.
George Crandall. Bahwa mereka selalu menggunakan baju anti peluru”
“Drew, tolong kakakku!!”, teriak Lucas.
***
1 tahun kemudian. . .
“kau masih memikirkannya?”, Lucas menoleh dan menatap
orang yang baru saja dinikahinya tadi siang.
“tidak”
“lalu apa yang kau pikirkan Luke? Jasmine pasti sudah
bahagia di alam sana. Dia bangga memiliki adik sepertimu”
“aku tahu, hanya saja aku tidak mengira jika masa depan
Jasmine akan seperti itu”, orang yang dinikahinya tadi siang itu memeluknya.
Memberikan rasa nyaman yang tiada terkira.
“itu sudah satu tahun berlalu Luke. Ngomong ngomong, apa yang akan kau lakukan dengan harta warisan
ayahmu?”
“aku akan menggunakannya untuk mengobati Mom, kata
Dokter ada kemungkinan kecil Mom bisa berjalan lagi. Dan mungkin aku akan
membuka usaha baru”
“aku bangga padamu dan aku sangat mencintaimu”, Lucas
tersenyum ringan sebelum akhirnya membalikkan badannya dan balas memeluk orang
yang paling dia cintai seumur hidupnya.
“kau tahu mengapa aku akhirnya mau menikah denganmu?”
“katakan!!”
“karena kau detektif polisi dan karena aku lebih
mencintaimu. Cintaku lebih besar dari cintamu”
“pembohong!! Jelas jelas cintaku yang lebih besar!!”
“kita buktikan sekarang Mr. Drew McLinn”
THE END